Kritik dari Yayan Supiana, Rakyat Biasa dari Kota Tasikmalaya
Kepada Kemendagri dan Pemerintah Pusat,
Empat pulau — Mangkir Besar, Mangkir Kecil, Lipan, dan Panjang
yang sejak lama menjadi bagian dari Aceh Singkil,
kalian geser ke Sumatera Utara hanya dengan selembar keputusan.
Seolah-olah Aceh ini tak punya hak, tak punya suara, tak punya sejarah.
Kalian lupa atau pura-pura lupa?
Aceh punya masa kelam.
Aceh pernah berdarah karena luka yang sama — ketidakadilan dari pusat.
Jangan sepelekan sejarah Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Itu bukan isapan jempol. Itu adalah luka nyata karena pusat mengabaikan, mengatur semaunya, dan lupa bahwa Aceh adalah bangsa yang bermartabat.
Luka itu belum benar-benar sembuh.
Dan keputusan Kemendagri hari ini seperti menggarami luka lama.
Saya, Yayan Supiana, rakyat biasa dari Tasikmalaya:
Saya berdiri bersama rakyat Aceh.
Saya menolak arogansi pemerintah pusat.
Saya tidak rela Aceh kembali dikhianati oleh negara yang tidak belajar dari sejarah.
Jika penghapusan wilayah ini dibiarkan,
maka saya tidak menyalahkan jika rakyat Aceh kembali berkata:
Lebih baik kami menjadi Negara Aceh Merdeka,
daripada terus dipermainkan oleh Jakarta.
Saya bersama rakyat Aceh.
Saya bersama keadilan.
Saya tidak takut menyuarakan kebenaran.
Kembalikan pulau-pulau itu ke pangkuan Aceh.
Atau bersiaplah menyaksikan luka lama bangkit menjadi bara baru.
Salam perlawanan dan kesadaran sejarah,
Yayan Supiana
Rakyat Biasa dari Kota Tasikmalaya
15 Juni 2025.
~2.jpg)